KELEMAHAN GPS
Benarkah
GPS tak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi kompas biasa? Bukankah
alat canggih yang mahal itu berbasis tekhnologi satelit?
Inilah
cara penentuan koordinat dimuka bumi dengan prinsip trianggulasi biasa,
tapi memanfaatkan satelit untuk menentukan koordinat. Dalam
trianggulasi 2 dimensi, jika 2 titik yang diketahui koordinatnya kita
‘tembak’ untuk mencari sudut kompasnya, maka akan diketahui koordinat
tmpat kita berada, yaitu perpotongan perpanjangan kedua sudut. Dalam
GPS, yang dibidik ada jauh di atas sana, jadi medan trianggulasi kita
menjadi 3 dimensi. Maka diperlukan titik ketiga. Pesawat penerima GPS
harus dapat menerima sinyal dari minimal 3 satelit. Disinilah kesulitan
umum pengguna GPS dilapangan: tidak memperoleh sinyal.
Seluruhnya
ada 24 satelit (milik Amerika Serikat) di orbit bumi yang memancarkan
sinyal GPS. Tapi ada yang sedang berada disisi lain dari bumi. Sebagian
lagi terlalu dekat ke horizon sehingga tak tertangkap sinyal. Tinggal
beberapa yang ada diseputaran kepala kita. Disaming itu ada beberapa
hambatan yang bias menghiangkan sinyal. Antara lain awan tebal, pepohian
yang kelewat rapat, dinding lembah yang terlalu curam dan tinggi
(termasuk gedung-gedung pencakar langit). Jenis-jenis GPS yang dicoba
sama sekali tidak berguna dalam kasus-kasus tersebut. Diperkirakan
Garmin 76CSX yang menggunakan teknologi SiRF masih mampu menangkap
sinyal dlam kondisi serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar