Selasa, 27 November 2012

materi dasar

KUMPULAN MATERI DASAR PECINTA ALAM


Di bawah ini beberapa kumpulan materi dasar yang sudah pernah di post di MyQpala or sumber lain yang semoga bisa membantu
nanti akan saya index in biar bisa langsung mencari ke materi yang di butuhkan...

Dasar Peta dan Kompas untuk Orientasi Medan
Dasar dasar Navigasi
Daftar Peralatan Backpacking
Cara Menyusun Peralatan ke dalam Backpack (kerir)[Packing]
Cara Menyusun Perbekalan
Survival Guide 1


Halaman 2

Survival Guide 2-5
Sandi
Tali Temali dasar
Semboyan dan Kode Etik Pecinta Alam
Prinsip LEAVE NO TRACE


Halaman 3

Survival yang lebih singkat (rangkuman)
Tips BAB di gunung... hehehe
Mengenali Tanaman beracun
Bivak
AIR

DASAR-DASAR PETA DAN KOMPAS untuk Orientasi medan
diambil dari MyQpala dot orgl (http://myquran.org/forum/index.php/topic,708.0.html)

Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva (Kompas Orientasi).

Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu
1. Mengetahui arah
2. Membidik sasaran

Kompas yang digunakan untuk navigasi :

1. Kompas Lensa

Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:
+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.
+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah:
+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.
+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva

Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin. Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.
http://www.camping-gear-outlet.com/images/product/3_6020.jpg
Kelebihannya adalah :
+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan
+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).
+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.
+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.
+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah:
+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.
+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma
http://www.ortekltd.com/images/Ortcompass.jpg
Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

Kelebihannya adalah:
+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.
+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.
+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

Kekurangannya adalah
+ Terbuat dari logam sehingga berat.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan KOMPAS

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00' 00").

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'.

** Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik Tnangulasi juga harus sebesar 50'. (Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400,
maka di lapangan kita harus menghitung lagi.

---

screenshootnya
http://eruvierda.files.wordpress.com/2010/04/ebookmyqpala.jpg?w=360&h=262

berikut linknya
Kumpulan materi MyQpala.CHM (http://myquran.com/forum/downloads.php?do=file&id=368&act=down)
Kumpulan Materi MyQpala.EXE (http://myquran.com/forum/downloads.php?do=file&id=369&act=down)
el_vierda
08-01-2010, 09:24
ORIENTASI

A. Orientasi Peta
Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain-lain (dapat tanya penduduk).

Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati-hati. Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah:

a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas.
b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.
c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,
d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan peta).
e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

**Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.

B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:

1. Orientasi medan dengan kompas

Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

- Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
- Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)
- Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
- Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.
- Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta. Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° - 150°). Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.
el_vierda
08-01-2010, 09:25






2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas

Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah
a. Matahari. Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur
b. Bintang. Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat
c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara - selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING

Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas).

Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah

+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

TEKNIK PASSING KOMPAS

Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

Cara melakukan passing kompas adalah

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.
+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.
+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.
+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.
+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.
el_vierda
08-01-2010, 09:27
KALIBRASI KOMPAS

Kahbrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.

Langkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)
Langkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°

Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° - 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° - 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~' dari kompas standar (kompas C).

Catatan

Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari

1. Senjata berat, sejauh 60 meter
2. Senjata ringan, sejauh 40 meter
3. Pagar kawat, sejauh 10 meter
4. Parang, pisau dan logam kecil lainya, sejauh 3 meter atau lebih
el_vierda
08-01-2010, 09:31
DASAR DASAR NAVIGASI

PENDAHULUAN

Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.

Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi
1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah

Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti
1. Peta topografi
2. Penggaris
3. Kompas
4. Konektor
5. Busur derajat
6. Altimeter
7. Pensil

PETA TOPOGRAFI

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Pete Topografi.

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur.

Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya, yaitu:

1. Judul Peta, Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.

2. Keterangan Pembuatan, Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.

3. Nomor Peta (Indeks Peta), Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.

4. Pembagian Lembar Peta, Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

5. Sistem Koordinat, Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat.

Macam koordinat adalah:

a. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.

b. Koordinat Grid

Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.

c. Koordinat Lokal

Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.

Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya. Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

6. Skala Peta

Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan --> JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis). Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

7. Orientasi Arah Utara

Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis.

Tiga arah utara tersebut adalah:

a. Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.

b. Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.

c. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:

a. Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya (US).

b. Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya ((IS).

c. Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Pela f71').

8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian

Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.

Sifat-sifat garis kontur, yaitu'.

a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
d. Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS.

9. Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Macam-macam titik triangulasi

a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl. 1993

10. Legenda Peta

Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting untuk dipahami antara lain:

a. Titik ketinggian
b. Jalan setapak
c. Garis batas wilayah
d. Jalan raya
e. Pemukiman
f. Air
g. Kuburan
h. Dan Lain-Lain

MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI

A. MEMBACA GARIS KONTUR

1. Punggungan Gunung

Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U, dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih pendek dari kontur di atasnya.

2. Lembah atau Sungai

Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam

Daerah datar/landai garis kontumya jarang jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.

B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR

Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:

1. Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.
2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).
3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.
4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, hasilnya adalah Interval Kontur.

C. UTARA PETA

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

D. MENGENAL TANDA MEDAN

Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

1. Lembah antara dua puncak
2. Lembah yang curam
3. Persimpangan jalan atau Ujung desa
4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan:

1. Persimpangan jalan
2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.

E. MENGGUNAKAN PETA

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:

1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah

* Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
* Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.
* Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
* Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
* Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
* Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.
* Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya

F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl.

Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

* Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
* Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
* Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.


Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :

+ Kemiringan lereng
+ Panjang lintasan
+ Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
+ Keadaan cuaca rata-rata.
+ Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
+ Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

G. MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

1. Cara Koordinat Peta

Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan:

a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)

2. Cara Koordinat Geografis

Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
el_vierda
08-01-2010, 09:31
H. SUDUT PETA

Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam.

Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°).
Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.

Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya AZIMUTH : SUDUT KOMPAS

BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah 180°.

I. TEKNIK MEMBACA PETA

Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.

Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.

Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.

Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.

+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000
+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000

Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang.

40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km

Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak : 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm.

Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.

3. Lembar Peta

Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10' atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km (1ihat gambar).

4. Penomoran Lembar Peta

a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0

b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat

Keterangan
+ Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
+ Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1,2, 3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II,III LI).
+ LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No. 47/XLI.
+ Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya dengan gar's mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B.

c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0° Jakarta

Contoh: Lembar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10' LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta.

d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf j

e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu Sheet atau Lembar Peta.

Contoh:

+ Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau 15° 40' - 12° = 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet B).

+ Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7° 40' - 10' = 7" 30' LS

f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40', sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI)

g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh pada koordinat.- 110° 28' BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya Caranya adalah

+ 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'

15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)

+ 60 + 7" 30' = 13" 30'

130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan)

h. Perhitungan di Koordinat Geografis.

+ CARA I

Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617, dibulatkan menjadi 1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No. 47/XLI - B

Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan.

1915

Posisi Sheet 47/XLI - B

1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79"

Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"

1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT

(dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta).

Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"

7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator).

Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915

Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari :

{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81

Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5'

+ CARA II

Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39"

110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT

Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87"

7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS

Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915

Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari 1,00".

Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule, maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1' 14,52" - 74,52"

74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92" 25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud, yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di sekitar Triangulasi T.932
el_vierda
08-01-2010, 09:46
diambil dari Peralatan Pencinta Alam (http://myquran.com/forum/showthread.php/607-%5BmyQPala%5D-Peralatan-Pencinta-Alam) yang juga ngambil dari sini [MyqPala]Tips n Trik Hiking (http://myquran.org/forum/index.php/topic,699.0.html)

Daftar Peralatan Backpacker

Ransel dan Peralatan Tidur
• Tas Punggung (tas Keril)
• Tenda dan pancang(tonggak)
• Sleeping Bag (kantong tidur)
• Sleeping Pad (alas tidur/matras)
• Day Pack (^_^)v

Pakaian
• sepatu boot, tertutup dengan baik
• Sepatu kemping dan sandal
• Kaus kaki
• Kaus kaki buat hiking
• T-Shirt / KAOS
• Clana pendek
• Baju hangat
• clana panjang
• Clana dalem extra
• Clana dalem hangat/panas/sesuai cuaca
• Jaket hangat/ jaket dari bulu
• Jas Hujan , mantel,
• sarung tangan dari bulu / wool
• topi dengan pinggiran /topi rimba
• topi hangat
• baju ganti untuk pulang

Sepuluh hal yang penting
• botol Air dengan ukuran 1 Qt penuh (1Quart = 0.946352946 Liter)
• korek api
• Kompas dan peta
• Peralatan P3k
• Peluit dengan tali leher
• 50 kaki benang nilon (1 foot = 0.3048 meters)
• Pisau saku
• selimut darurat
• Energy Bar (potongan energi?)
• kaca mata tahan sinar matahari (item)
• tabir surya
• senter dengan cadangan baterai dan bohlam

macem2 tambahan...
• kamera dan film (keknya dah digital deh) + baterai cadangan (tambahin)
• teropong medan
• mangkuk dan piring
• cangkir yang terisolasi
• Sendok dan garpu
• Peralatan mandi
• obat2an (pribadi)
• balsem bibir dan losion
• handuk ringan
• bacaan
• bloknot dan pensil
• kursi kemping
• galah buat hiking
• Sleyer
• peralatan memancing dan surat izin
• tash penyimpanan (tersembunyi)
• Botol air cadangan
* GPS (bisa lebih membantu kalu sudah punya track nya)
el_vierda
08-01-2010, 09:49
Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)

Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.



* Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.


* Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).


* Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.

pi ada juga yang packing dengan model kek yang di posting kang seegeed
http://www.ospreypacks.com/images_pages/AE_How2PackR2.jpg
el_vierda
08-01-2010, 10:02
Menyusun Perbekalan

Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
3. Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah

Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :

Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.


Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).


Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.


Catatan :
Kandungan kalori : hidrat arang 4 kal/gr
lemak 9 kal/gr
protein 4 kal/gr

Kalori paling cepat didapat dari :

1. Hidrat arang
2. lemak
3. protein

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg):

1.) Metabolisme basal 1100 kalori

2.) Aktifitas tubuh :
*Jalan Kaki
2 mil/jam 45 kal/jam
3 mil/jam 90 kal/jam
4 mil/jam 160 kal/jam

* Memotong kayu/tebas
260 kal/jam

* Makan
20 kal/jam

* Duduk (diam)
20 kal/jam

* Bongkar pasang ransel, buat camp
50 kal/jam

* Menggigil
220 kal/jam

3.) Aktifitas dinamis khusus = 6 - 8 % dari 1 dan 2
4.) Total kalori yang dibutuhkan = 1 + 2 + 3

Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan

Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gram

Beras giling 360 kal
Nasi 178 kal
Havermout 390 kal
Kentang 90 kal
Singkong 140 kal
Macaroni 363 kal
Maizena 343 kal
Roti 248 kal
Tape singkong 173 kal
Gaplek 363 kal
Biskuit 458 kal
Sagu 353 kal
Terigu 365 kal
Ubi 123 kal
Gula pasir 364 kal
Gula aren 368 kal
Madu 294 kal
Coklat pahit 504 kal
Coklat manis 472 kal
Coklat susu 381 kal


Sumber Protein (tiap 100 gram)

Tempe 119 kla
Kacang tanah rebus dengan kulit 360 kal
Telur ayam 162 kal
Telur bebek 189 kal


Sumber protein dan lemak (tiap 100 gram)

Corned 241 kal
Daging asap 191 kal
Dendeng 433 kal
Sardens 338 kal


Menu makanan satu hari :

Mie 1.5 gelas 335 kal
Susu kental manis ½ gelas 336 kal
Dodol ½ ons 200 kal
Coklat 1 ons 472 kal
Nasi 2 ons 360 kal
Roti 1 ons 248 kal
Biscuit 1 ons 458 kal
Corned ½ ons 120 kal
Dendeng 1 ons 433 kal


TOTAL 2962 kal
el_vierda
08-01-2010, 10:27
ngambil dari [MyQPala (http://myquran.org/forum/index.php/topic,699.45.html) yang juga diambil dari catros (http://catros.wordpress.com/2007/03/12/20/)


SURVIVAL GUIDE - 01
Tanpa Persiapan Naik Gunung Tidak Bermakna

BANYAK remaja sering mengisi waktu liburan dengan naik gunung. Namun, karena ketidak-tahuan, kegiatan fisik berat itu sering tidak disiapkan dengan baik.Padahal, mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern, dan kebugaran fisik mutlak diperlukan.

Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. *Because
it is there, *ujarnya. Jawaban itu menggambarkan betapa luas pengalamannya mendaki gunung dan bertualang. Selain jawaban itu, masih banyak alasan
mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya.

Anggota-anggota Mapala Universitas Indonesia-kelompok pencinta alam tertua (bersama Wanadri Bandung) di Indonesia-contohnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. Dalam halaman awal buku pegangan petualangan yang dimiliki seluruh anggotanya tertulis, Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung.

Yang jelas, tidak seorang petualang alam-komunitas di Indonesia lebih senang menggunakan istilah pencinta alam-melakukan kegiatan itu dengan alasan untuk
gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah modal nekad dalam mendaki gunung.

Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin,kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang
pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik.

Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa. Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung. Pertama, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri
pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau
meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.

Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu. Diri pendaki,
segala persiapan, dan kemampuannya itulah yang menjadi faktor intern, faktor kedua yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.

Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari
rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan
karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian.
Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.

Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max).

Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot.

Saking semangatnya, pendaki muda kerap kali ingin segera mencapai puncak,apalagi bila kegiatan itu dilakukan berkelompok. Persaingan untuk berjalan
paling cepat, paling depan, dan menjadi orang pertama memijak puncak,sebaiknya ditinggalkan.

Mendaki gunung yang baik justru melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu , pendaki dapat
mengatur napas, dan menggunakan tenaga seefisien mungkin. Bagaimanapun mendaki merupakan pekerjaan melelahkan. Selain itu, keindahan alam dan
kebersamaan dalam rombongan, sering menggoda pendaki untuk banyak berhenti dan beristirahat di tengah jalan. Bila dituruti terus, bukan tidak mungkin
pendakian malah gagal mencapai puncak. Karena itu, cobalah membuat target pendakian. Misalnya, harus berjalan nonstop selama satu jam, lalu istirahat
10 menit, kembali mendaki selama satu jam dan seterusnya. Lakukan hal ini hingga mencapai puncak atau hari telah sore untuk berkemah. Pada medan perjalanan yang landai, target waktu seperti itu dapat diganti dengan target tempat. Caranya, tentukanlah titik-titik target di peta sebagai titik beristirahat.

Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan seefektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan
seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya.

Untuk menghindari beban bawaan terlalu berat, hindari membawa barang-barang yang tidak perlu. Misalnya, cukup membawa baju dan celana tiga atau empat stel meski pendakian memerlukan waktu cukup lama. Satu stel pakaian dikenakan saat berangkat dari rumah hingga kaki gunung dan saat pulang. Satu stel sebagai baju lapangan saat mendaki. Satu stel yang lain sebagai baju
kering yang digunakan saat berkemah. Rain coat dan payung dapat dicoret dari barang bawaan bila telah membawa ponco. Bila telah membawa lilin, cukup
membawa batu batere seperlunya untuk menyalakan senter dalam keadaan darurat. Piring dapat ditinggal di rumah karena wadah makanan dapat menggunakan rantang memasak atau cangkir.

Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel. Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di lua
ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di
luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda. Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang.
Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah).

Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang pendakian harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel.

Prinsip pengepakan barang dalam ransel.
1. Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.

2. Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur), ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan(seperti jaket, jas hujan, botol air) di bagian atas.

3. Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam panci sebagai tempat menyimpan beras.

Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan pendakian adalah mengelompokkan barang menurut jenis,
seperti:
a. pakaian dan kantung tidur,
b. alat memasak,
c. tenda,
d. makanan.

Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari.
Sebagian besar pendaki menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap mengasyikkan
el_vierda
08-01-2010, 10:28
»SURVIVAL GUIDE - 02
Angin di Ketinggian ‘Mencuri’ Oksigen

Ini salah satu saran bagi pendaki Gunung Everest. Jangan *ngotot* mencapai puncak di saat angin sedang kencang-kencangnya. Tak cuma itu. Tekanan udara di sekitar puncak yang anjlok mendadak menjadi ancaman jiwa para pendaki.
Ahli fisika dari Universitas Toronto, Kent Moore, yang menganalisis polaangin di sekitar Everest mengatakan, turunnya tekanan udara itu lantarantersedot angin di ketinggian. More…selengkapnya amat tertarik pada masalah ini setelah membaca buku *Into Thin Air*.

Buku itu bercerita tentang kematian delapan pendaki Everest dalam badaibulan Mei 1996. Kematian itu, katanya, mungkin dipercepat oleh kurangnya oksigen, yang membuat para pendaki bingung dan tak bisa menentukan arah.

Puncak Everest berada di lapisan troposfer bagian atas. Di situ embusan angin dengan kecepatan 110 km per jam bisa memukul para pendaki. Wilayah inijuga dipengaruhi oleh lintasan jet.

Akibatnya, ada semburan angin ekstracepat di dalam alur jet yang melesat mengelilingi. Buku itu menggambarkan bagaimana para pendaki menunggu sampai cuaca tenang dan kemudian mulai mendaki ke puncak Everest. Tapi, begitu sebuah lintasan jet lewat, dalam waktu singkat para pendaki langsung kesulitan. Moore menjelaskan, lintasan-lintasan jet ini bisa menarik aliran udara di atas gunung, menurunkan tekanan udara. Dari perhitungannya, lintasan jet bisa menurunkan tekanan oksigen parsial dalam udara sampai sekitar enam persen. Itu artinya mengurangi sampai 14 persen oksigen yang dihirup para pendaki. ”Pada ketinggian ini para pendaki sudah pada batas daya tahan,” kata Moore. ”Tekanan yang turun mendadak bisa membuat pendaki secara fisik mengalami keadaan bahaya yang berat.

” Para pendaki belakangan ini bergantung pada informasi kecepatan angin untuk memutuskan aman untuk melakukan pendakian terakhir. Tapi, kata Moore, mereka tak menghitung lintasan jet. Padahal, lintasan-lintasan itu bisa diprediksi dengan teknik standar prakiraan cuaca. Pendaki biasanya memulai pendakian mereka dari kamp dasar. Tempatnya sekitar 5.000 m di atas permukaan laut. Mereka berjalan ke South Col di ketinggian sekitar 8.000 m.
Dari sana, perlu sehari penuh pendakian menuju puncak yang pada ketinggian 8.850 m. Analisis ini amat penting. Soalnya, kecenderungan belakangan ini, banyak pendaki Everest naik tanpa bantuan silinder oksigen. Mereka meniru Reinhold Messner dan Peter Habeler menjadi orang-orang pertama sampai ke puncak Everest tanpa oksigen cadangan pada 8 Mei 1978.
el_vierda
08-01-2010, 10:31
»SURVIVAL GUIDE - 03
Persiapan mendaki gunung

persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental , fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.

1. perencanan pendakian
o hal hal yang perlu diperhatikan dlm perencanaan pendakian :
o mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan
o mempelajari medan yang akan ditempuh
o teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin
o pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian
o periksa segala perlengkapan yang akan dibawa

2. perlengkaan perjalanan
o Perlengkapan dasar
- perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll
- perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda , matras dll
- perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll
- perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll
- Ransel / carrier
o Perlengkapan pembantu
- Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K
- Peta , busur drajat ,pengaris , pensil dll
- alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS kalo ada
- jam tangan
3. Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel
o kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya
o masukkan dalam kantong plastik
o letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam
o barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil
o tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung
o buat Checklist barang barang tsb
el_vierda
08-01-2010, 10:31
»SURVIVAL GUIDE - 04
Stop Dalam Keadaan Darurat

Kondisi darurat dalam suatu perjalanan sangat lumrah. Keadaan itu sangat dipengaruhi oleh cuaca yang labil di pegunungan dan sangat tidak dianjurkan untuk melawannya. Tetapi bukan berarti kita diam saja, untuk mengatasi situasi buruk tersebut ada berbagai cara, untuk memudahkan kita untuk mengingatnya dipakailah istilah STOP.
Jika kita artikan langsung dalam Bahasa Indonesia berarti menghentikan segala aktivitas.Dalam keadaan darurat kata ini dapat memiliki arti yang lebih luas, dan dapat menyelamatkan kita dari mimpi buruk yang tidak ingin kita alami. STOP jika kita urai kata tersebut merupakan kependekan dari Stop - Thinking - Observe - Planning. Masing-masing dari kata tersebut memiliki arti dan makna sendiri-sendiri.
Stop berarti berhenti. Hentikan perjalanan anda jika cuaca buruk datang dengan tiba-tiba, atau hentikan kegiatan anda jika situasi tiba-tiba memburuk dan dapat membahayakan peserta. Memaksakan diri atau team untuk melanjutkan perjalanan dalam keadaan kabut tebal dan hujan deras atau tiupan angin kencang sangat beresiko. Pada keadan tersebut jarak pandang kita berkurang terhalang pekatnya kabut, tenaga kita juga terkuras banyak untuk menahan dingin belum lagi beban bertambah berat akibat pakaian basah. Kemungkinan yang dapat terjadi adalah nyasar atau terjatuh ke jurang.
Berhenti adalah suatu pilihan yang tepat. Carilah tempat berlindung, istirahatkan semua peserta simpan tenaga hingga cuaca normal kembali.
Thinking berarti berpikir. Tanpa disadari kondisi darurat menyebabkan kita panik dan sembrono, mengambil keputusan tanpa pemikiran matang dapat beresiko melakukan kesalahan. Dalam keadaan STOP kita harus dapat menjaga konsentrasi dan ketenangan pikiran, tenangkan teman-teman dalam kelompok dan ajak mereka untuk berdiskusi. Ketenangan dalam berpikir akan menghasilkan banyak alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi, dan langkah-langkah yang diambil dari berdiskusi dengan tenang akan lebih matang dan tepat.
Berpikir sangat penting, namun keadaan tenang dalam berpikir akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Berdiskusi dengan tenang akan menghasilkan keputusan dengan lebih tepat.
Observe berarti mengamati,. Yang harus diamati dapat bersifat internal maupun eksternal. Mengamati kondisi pendaki atau peserta merupakan bagian dari internal, kondisi fisik yang berbeda dari tiap peserta menuntut perlakuan yang berbeda pula. Kondisi yang sangat ekstrim seperti cuaca dingin dapat menurunkan stamina sangat cepat, terutama jika perut kosong. Berikan perhatian lebih pada peserta yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, dan ajaklah peserta yang lebih kuat untuk turut membantu temannya yang lebih membutuhkan. Hal itu akan menimbulkan semangat baru bagi team untuk tetap bertahan, dan jika ada peserta yang sakit dapat diketahui dengan cepat dan diambil tindakan dengan segera.
Pengamatan dalam aspek eksternal yaitu dengan memeriksa keadaan logistik yang tersedia dan perlengkapan penunjang lainnya. Hal lain yang wajib diamati adalah kondisi lingkungan. Pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman yang dapat dikonsumsi sangat membantu dalam keadaan ini. Banyaknya korban tewas dalam keadaan tersasar adalah akibat kekurangan bahan makanan yang sebenarnya terdapat disekelilingnya. Patokan sederhana untuk menentukan tumbuhan yang dapat dikonsumsi adalah :
• Permukaan Daun atau Batang yang tidak berbulu atau berduri.
• Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat.
• Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada kulit atau bibir.
• Tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat. dapat dicoba di ujung lidah.
Pengamatan eksternal berikutnya adalah sumber air. Hal utama yang dicari saat kita ingin mendirikan camp adalah sumber air, camp tidak harus berada didekat sumber air tetapi pengetahuan kita tentang letak sumber air itu lebih penting. Sumber air dapat berupa menampung air hujan, pada akar rotan yang menggantung, menggali dari dalam tanah, pada tumbuhan yang berongga pada embun di atas daun, atau dengan memaksa pengembunan dengan cara membungkus ujung daun atau bunga dengan plastik. Tentunya akan lebih baik jika sumber air itu berupa sungai yang bersih.
Dengan malakukan pengamatan yang seksama akan memudahkan kita untuk bertahan dan membantu dalam menentukan langkah berikutnya.
Planning berarti merencanakan. Mulailah merencanakan tindakan berikutnya, berdasarkan pengetahuan tentang kondisi peserta, lingkungan dan cadangan logistik. Rencanakan segala sesuatunya dengan ketenangan dan konsentrasi saat berpikir. Siapkan team dan peralatan, dan menggunakannya dengan efisien, terkoordinasi.
Jangan perlakukan kondisi cuaca dan alam yang buruk dengan cara yang buruk pula. Persiapkan segala sesuatunya, jangan meremehkan situasi. Gunakan alam dan sekitarnya sebagai partner bukan musuh
el_vierda
08-01-2010, 10:33
»SURVIVAL GUIDE - 05
Survival Dan Pengendalian Diri

Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. survival merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan. kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi.

Statistik membuktikan hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama tercatat sangat sedikit sekitar 5 persen itupun karena pengetahuan dan pengalamannya.
Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena dapat berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal.
Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi dapat menguntungkan. karena situasi darurat perlu pertimbangan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir. Dalam keadaan survival diperlukan pengetahuan terhadap kondisi dan kebutuhan tubuh, bukan mutlak mengerti secara fisik tetapi memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan. menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan darurat adalah kunci dari survival. pengaturan disini adalah memelihara ketrampilan dan kemampuan untuk mengontrol sumber daya didalam diri dan kemampuan memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru, tidak hanya badan terganggu akan tetapi dapat langsung berdampak terhadap kemampuan untuk tetap hidup. Memahami jenis kebutuhan hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan didalam situasi survival.
Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah sikap mental atau psikologis untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk memperolehnya dibutuhkan gagasan-gagasan dengan dasar pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan yang pernah diikutinya, pengalaman hidup dengan resiko tinggi dan aktivitas menantang terbukti dapat membuat orang belajar untuk berbuat yang lebih baik dan melakukan adaptasi efektif.

Kebutuhan dasar hidup manusia sebenarnya sangat sederhana, bagaimana ribuan tahun yang lalu manusia tidak mempunyai pakaian, rumah, mobil, makan tiga kali sehari setiap hari. tetapi mereka dapat tetap bertahan hidup. daftar barang-barang yang dibutuhkan untuk hidup dan berapa lama orang itu bisa hidup tanpa perlengkapan itu sangatlah bervariasi dengan berbagai pertimbangan.
Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :
1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlindungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat berpengaruh pada tubuh. untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua. api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua
3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain. istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental. sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. dengan demikian istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga.
4. Air. kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam survival. tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air. dan merupakan bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari. sehingga air dapat dimasukkan kedalam prioritas keempat. sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat dihemat.
5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. tetapi sementara banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari. keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival. penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.

Sikap dalam Survival
Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Setiap orang harus dapat berbuat yang terbaik dalam memprioritaskan pandangan terhadap lingkungan darurat. hal ini tidak mudah karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan keterampilan. bila semua prioritas telah diperoleh, tetapi masih kehilangan kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk menguasai mental yang disebabkan kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. kondisi yang demikian sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan dibuangnya. juga yang perlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat. sikap mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan dengan tubuh.

Apa saja yang berguna dalam menghadapi situasi survival dapat dilihat dalam dua persoalan :
1. Kesiapan mendiskusikan dengan jelas apakah anda ingin hidup ?, ungkapan yang sederhana. Secara naluriah manusia mempunyai insting untuk menjaga diri. Banyak kegiatan survival yang menunjukkan adanya jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan mental stress ke posisi tenang. sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kematian. oleh karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kehidupan.
2. Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu mempertahankan kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja optimum dengan temperatur 37 derajat C. mengabaikan temperatur lingkungan akan menyebabkan penyempitan susunan fungsi inti didalam tubuh yang efektivitasnya tinggi. yang pada akhirnya akan mengganggu peredaran darah, menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak cepat kehilangan hubungan dengan realitas, akhirnya bertindak irrasional berbarengan dengan turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat fatal. pengetahuan dan pengalaman tidak ada artinya kalau tubuh hanya bekerja dengan separuh kemampuannya. penghematan sumberdaya seperti energi, panas dan air adalah penting.
el_vierda
08-01-2010, 10:40
SANDI

penting juga blajar persandian...
ada beberapa macam sandi yang biasa di gunakan... kek sandi rumput, sandi kotak, morse, etc.. pi yang biasa di gunakan adalah

sandi morse...

http://www.freeimagehosting.net/uploads/776a589ba8.jpg
beberapa sandi yang mengadopsi sandi morse adalah:
sandi kimia
sandi rumput
sandi rumput berganda
sandi cahaya
etc

Sandi bendera (semaphore)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYJaSKR-u8XjACP5k-q2cVmR8sQ2wjdHmwT1k0iER9eaN719vjhj8weELFwdfUBj8UJIqfuucWJQzWBMWS_PoN2AiGFzhdLhZJylrgJcSqnKmqA7rPZgww-JOGfDHiKROqWnjAVgKZA-60/s400/semaphore.gif
Sandi kotak 1
http://satukubik.com/wp-content/uploads/sandi1.png
Sandi Kotak 2
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_STiS3vkwuTd1SyVIHfpr1KPL4vGkuA090d4fjqyeuAdInPjvmVqZtcOyGczPY6sV93BSBJondhRO7-twl62k5qSgtgdIA09k-u9v9If6uDKSRyzp32kLLcMOgok6lq2dmLvyViB8fG8/s400/000001+SANDY.JPG
el_vierda
08-01-2010, 10:54
Tali Temali Dasar

yah paling nda dulu di pramuka dah pernah di ajarin...
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuRMaB7USWz42gE0CjKyw40iw3vVa8xA7t9-piUeNrHIvi7LGjhAxrQzQW764rv_-xnJrpcV3l1pyRquLGR-n_LxMi0sipJEJZ7DDIPiWlqZlLF1qZZdm8hS7Gxcw1VlsSm4XXP6n7Apg/s1600/ikatan.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivwQxsV7KyPkRrylJX6YLWaXuhsF1Jc4sCCqs8xF2UIA_7qZKNsJcdNjBIkgqYaYrT_yiMBAbW70d4ZJxcwZfNa6MtY7q6N7vM9wfkUoGPWcYpYvLE1Fdm1auwjN6lcTvK6A-ciZ4Irk4/s1600/tali+temali.png

lebih jelasnya ada di buku saku pramuka :peace:
minusOne
08-01-2010, 11:00
:toe: banyak banget bahasannya....

apa ndak sebaiknya di kategorikan... biar enak bacanya
misal bahasan tentang morse dan sandi, navigasi, tali temali... karena dari sub2 bahasan tsb sebenarnya kan masih luas juga :)
el_vierda
08-01-2010, 11:16
yah monggo sih... nie mau ku kumpulkan trus di index... misal mau di bahas terpisah ya manut aja... ntar tinggal di bikin...
el_vierda
08-01-2010, 11:21
Semboyan Pecinta Alam
1. Take Nothing But Picture
2. Leave Nothing But Footprint
3. Kill Nothing But Tim

KODE ETIK PECINTA ALAM


Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa


Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air.
4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.

Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974
el_vierda
08-01-2010, 11:24
Jangan Tinggalkan Jejak Anda (Leave No Trace)
dari Highcamp (http://contents.highcamp.info/index.php?option=com_content&task=view&id=54&Itemid=77)

Dengan makin banyaknya orang-orang yang mencari kesenangan dan keindahan akan rekreasi di alam bebas, jejak atau bekas yang kita tinggalkan pada lingkungan dan alam sekitarnyapun akan meningkat. Polusi Air, Sampah dan gangguan kepada tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba dan pengunjung lain, semuanya adalah indikator kebutuhan untuk perlunya dikembangkan suatu etika daratan internasional yang melindungi area alami. Leave No Trace adalah Pendidikan yang dirancang untuk memperkecil dampak social dan dampak lingkungan itu dalam area ini dan didasarkan pada prinsip sebagai berikut:

Prinsip Leave No Trace
· Perencanan dimuka dan persiapan
· Berkemah dan berpergian diatas permukaan tanah yang tahan dan awet
· Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)
· Buanglah kotoran dengan benar
· Biarkan apa yang ada temukan
· Minimkan penggunakan dan akibat dari api unggun
· Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan

Leave No Trace sebenarnya lebih tergantung kepada sikap (atitude) dan kesadaran kita sebagai makhluk hidup daripada prinsip2 diatas dan aturan lainnya. Akibat minimum dari perjalanan dan berkemah harus fleksibel dan serta terpatri dengan pertimbangan dan pengalaman. Keterampilan Leave No Trace ini konsep dasarnya berlaku di hampir semua daerah hutan tropis, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangan petunjuk lokal Leave No Trace. Variabel seperti jenis lahan, tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba, tanah lapang dan jumlah serta jenis penggunaan suatu area semua hal tersebut perlu untuk dipertimbangkan ketika menentukan tehnik Leave No Trace mana yang akan diterapkan. Prisip dari Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk meminimalkan bekas-bekas dari kehadiran kita di keindahan daerah yang dilindungi. Perjalanan anda bahkan akan lebih menyenangkan jika kita juga turut serta dalam pemeliharaan daerah liar untuk generasi yang akan datang. Prinsip Leave No Trace ini juga mendukung aturan pemerintah atau non pemerintah setempat guna melindungi daerah yang dilindungi. Temukanlah dan pelajarilah peraturan daerah yang akan dikunjungi sebelum anda memulai perjalanan.

Rencakanlah perjalanan anda dengan hati-hati agar cocok dengan tujuan dan tingkat pengetahuan outdoor anda, ini merupakan langkah yang pertama dalam PERSIAPAN. Perjalanan yang dipersiapkan dengan cermat akan lebih selamat, menyenangkan dan baik pada lingkungan. Tanyakanlah pada orang yang paham daerah tujuan mengenai keadaan medan, cuaca, peraturan dan kehidupan liar yang ada. Informasi ini akan sangat membantu anda dalam perencanaan rute anda serta juga pakaian, peralatan, air, bahan bakar dan makanan. Petugas PPH atau jagawana juga merupakan sumber informasi yang bagus tentang kebiasaan penduduk setempat. Kita juga bisa menggunakan informasi yang ada di internet.

Jika kita menyediakan sendiri makanan untuk perjalanan, rencanakan dengan hati-hati untuk mengurangi sampah yang dibawa ke alam bebas. Bungkus ulang makanan yang dipaking dengan kotak, botol dan kaleng kedalam kantong isi ulang atau kantong plastik, ini akan mengurangi berat dan tempat. Pada perjalanan ke daerah yang jauh bawalah makanan ekstra untuk persediaan jika seandainya terjadi cuaca jelek atau keterlambatan lainnya. Pakai kantong-kantong recycle yang memungkinkan.

Untuk membantu agar tidak meninggalkan jejak (Leave No Trace), bawalah peralatan yang serba guna dan hanya bawa yang benar-benar dibutuhkan. Kompor camping yang ringan dan portable shelter seperti tenda yang free standing, akan memberikan fleksibilitas dalam pemilihan tempat camping. Bawalah peralatan lain yang dapat membantu dalam kehidupan di alam bebas, termasuk memakai sepatu yang cocok, akan mejaga kaki tetap dalam kondisi yang baik. Pakaian yang sesuai dengan kondisi medan akan dapat melindungi diri dari gangguan yang ada di alam, semisal dari nyamuk atau jenis tumbuhan pengganggu lain. Untuk perlindungan tambahan terhadap serangga anda juga bisa memakai obat anti serangga. Kurangi dampak visual kita pada orang lain dengan tidak memakai pakaian yang tidak sopan.

Dengan memelihara diri sendiri dan kelompok kita saat perjalanan di alam bebas, akan menjaga kita dan mengurangi resiko kerusakan lingkungan. Berhati-hatilah saat perjalanan dan kemampuan hidup di alam bebas serta keselamatan kelompok, sehingga tetap terkontrol. Peliharalah jalur yang kita gunakan jangan biasakan potong kompas (memotong jalan setapak yang telah ada), gunakanlah peta dan kompas. Bawalah kotak P3K dan kenali cara penggunaannya. Tinggalkan copy dari rencana perjalanan anda pada orang yang anda kenal (di base camp), hal ini untuk membantu Tim SAR jika dalam perjalan terjadi kecelakaan.


Selamat mencoba ....
el_vierda
08-01-2010, 13:18
Surviva yang lebih singkatl

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain
Keadaan alam (cuaca dan medan)
Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan

tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman, membuat trap, dll
4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll
1.Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
Mengkoordinasi anggota
Melakukan pertolongan pertama
Melihat kemampuan anggota
Mengadakan orientasi medan
Mengadakan penjatahan makanan
Membuat rencana dan pembagian tugas
Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
Membuat jejak dan perhatian
Mendapatkan pertolongan
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam Bivak :
a.Shelter asli alam
Gua : - Bukan tempat persembunyian binatang
- Tidak ada gas beracun
- Tidak mudah longsor
b.Shelter buatan dari alam
c.Shelter buatan
Syarat bivak :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
Perlengkapan memancing
Pisau
Tali kecil
Senter
Cermin suryakanta, cermin kecil
Peluit
Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
Tablet garam, norit
Obat-obatan pribadi
Jarum + benang + peniti
dll
sumber MAPALAST (http://mapalast.blogspot.com/2009/04/survival_21.html)
el_vierda
08-01-2010, 14:53
kutip dari therock at myqpala dot org

ni ada sedikit tips bagi yang mau BAB di gunung, pada prinsipnya sebelum kita naek gunung fisik dan mental udah siap dulu, terutama mental karena kita berada di alam bebas (terutama yang hidupnya sehari2 dikota) jadi utk masalah BAB juga harus disesuaikan dengan kondisi alam bebas. Untuk BAB yang sehat dan tidak mengganggu lingkungan yang dilakukan adalah:
- Cari tempat yang tdk terlihat orang lain (malu...khan/jaga aurat), biasanya semak2
- Sebelum memutuskan mengambil tempat perhatikan keamanan tempat dari bahaya binatang yang menyengat, ular, juga jangan ambil posisi yang curam ntar jatoh lagee...
- Gunakan pisau lipat/multi purpose tools untuk menggali lubang tempat BAB...
- Setelah selesai, istinja dengan air (gunakan botol sport yang ada ujungnya untuk menyemprot, seperti yang dipake orang bersepeda gitu lokh...)
- Kalo perlu setelah itu istinja pake tissue basah (karena bahan tissue dari kertas jadi aman utnuk alam)
- Bekas BAB kemudian ditutup lagi agar nggak nimbulin bau (biar ngga' ketauan ...he3x)
- Selesai.
Demikian smoga ada manfaatnya (pengalaman di puncak halimun....)
el_vierda
08-01-2010, 21:46
Mengenali tanaman beracun

Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan.

Tak beracun = dimakan satwa
http://www.e-smartschool.com/pnu/005/Dioscorea.gif

Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.

Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membuat kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari. Buah senggani (Melastoma sp.) boleh dimakan.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).

Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.

Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp.)

Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata), gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.

Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.

Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.

Arah Lilitan
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate), gembolo (Dioscorea bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra hati-hati. Jenis kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walaupun tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembab dan tinggi, tunas dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp).
Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya seperti senggani (Melastoma sp), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.

Hindari warna mencolok

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.

Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.
http://www.e-smartschool.com/pnu/005/amanita.gif
Tahukah kamu, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.

Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.

Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

aman

Bivak
Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim

Macam-macam bivak :

Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan
http://andywrx.files.wordpress.com/2009/11/image0104.jpg?w=150&h=114
http://andywrx.files.wordpress.com/2009/11/k2358888.jpg?w=107&h=150
Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan, flysheet dll
http://andywrx.files.wordpress.com/2009/11/k07225423.jpg?w=150&h=110
http://andywrx.files.wordpress.com/2009/11/k07225443.jpg?w=99&h=150



Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak
* Kondisi medan
- tempat harus datar / rata / enak buat tidur
- bukan merupakan jalan hewan,manusia atau air
- jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar
- dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
- aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor)
antisipasi : buat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dll

*Fasilitas alam yang menunjang di sekeliling kita dan bahan yang kita bawa

sumber :http://andywrx.wordpress.com/category/bivak/
el_vierda
12-01-2010, 09:27
Air
Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air bisa mengalami dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). kita bisa bertahan hidup sampai 20 hr tanpa makan,tetapi ketahanan manusia tanpa air hanya maksimal sampai 5 hari

Pencarian Air
1. Pada tanah berbatu - Cari mata air pada daerah karst - Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori. - Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
2. Pada tanah gembur - Cari pada daerah lembah atau lereng. - Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
3. Di pegunungan - Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar. - Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
4. Dari tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan beruas-ruas : rotan dan keluarganya
Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya
Tumbuhan khusus : kantong semar
5. Menampung embun.
6. Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
7. Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.

Penjernihan Air

Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :

1. Sedimentasi
yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.

2. Koagulasi
yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.

3. Filtrasi
yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.

4. Sterilisasi
yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :
- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit
- KMnO4 (kalium permanganate)
- Tablet halozone (untuk penjernih air)
- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.

5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco

Sumber Air

1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water
- Air bron/mata air
- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
- Air dari tanaman : * kelapa, kaktus dipotong diperas
* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
* palmae diambil niranya
* ruas bambu, bonggol pisang, lumut
- Air tampungan dari embun

2. Air yang dimurnikan
- Air berlumpur
- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.

* Latihan kelenturan Tubuh : Untuk meningkat kan keseimbangan tubuh, berguna pada saat melakukan pendakian curam dan berbatu,!



*inconstructed*
Sastra Ivanda
02-06-2010, 11:55
tolong pelatihan fisik nya jg dicantumkan,,, dan metode2 nya kl bs,, itu bermanfaat lo untuk selain teori navigasi,,! dan SAR"survival"
el_vierda
03-06-2010, 02:14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar