Selasa, 27 November 2012

JENDELA CUACA

JENDELA CUACA

             Awan mengurung, angin berhembus seakan badai akan mengamuk. Tiba-tiba awan menyibak, matahari menembus. Tak lama, tapi sering cukup untuk menyelesaikan pendakian ke puncak. Itulah ‘jendela cuaca’. Contoh lain : ‘Indian Summer”, masa bebehari diakhir musim gugur, ketika cuaca berubah menjadi panas, sebelum kemudian kembali dan memasuki usim salju.

             Jendela cuaca dialami Tim Everest Indonesia 1997. Smujiono dan Misirin mencapai puncak, 26 April, ketika ada jendela cuaca selama dua hari. Setelah tim Iindonesia, baru sebulan kemudian ada tim lain berhasil.

             Jendela cuaca dapat diperkirakan. Pendaki terkemuka Inggris decade 80an, Chris Bonington, sering memutuskan menanti terbukanya jendela cuaca. Saat pertama menjajal Alpen Eropa bersama Hamish Mc Innes, Bonington menanti tiga hari diLeschaux Hut untuk mendaki Walker Spur, salah satu tiga dindng besar diAlpen selain Matterhorn dan Eiger. Hujan salju membuat dinding itu tak mungkin dipanjat. Ketika jendela membuka, Bonington memilih Aiquille du Tacul yang ketika itu belum dipanjat siapapun. Namun upaya mereka berakhir ketika jendela menutup. Mereka kembali ke lembah. Tidak surut mereka mencoba tebing tegak Pilar Bonati.  Saat Bonington sudah berada di tebing, cuaca memburuk. Awan berkumpul, suhu memanas. Artinya tekanan udara berubah dan bisa membawa angin, awan dan hujan. Kali ini diputuskan menunggu. Paginya, awan sudah buyar menjauh. Hari itu Bonington berhasil mencapai teras luas. Timnya bias istirahat dengan baik. Selama tiga hari mereka menikmati cuaca baik hingga berhasil sampai puncak Auquille du Dru.

             Jendela cuaca di pegunungan terjadi karena pemanasan dan pendinginan adiabatik. Udara yang di paksa mendaki lereng akan mendingin karena tekanannya berkurang. Ketika menuruni lereng seberangnya, tekanan kembali naik, dan udara kembali memanas. Jadi bias saja kumpulan awan menyembur badai, tapi di sisi lain udara cukup nyaman untuk pendakian. Perangkat paling akurat untuk memprediksi badai adalah barometer. Tekanan menurun, kemungkinan akan badai. Tapi kapan badai itu akan dating? Di situlah keputusan pendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar