Selasa, 27 November 2012

FLORA GUA

FLORA GUA

                Mulut gua sering di tumbuhi pakis atau tumbuhan yang berbiak dengan bunga. Mulai masuk ke dalam gua, cahaya matahari berkurang: twilight zone. Kehidupan flora digantikan lumut dan ganggang, yang sebagian masih berklorofil dan mengandalkan sinar matahari untuk mengolah makanan. Makin ke dalam dimana tidak pernah ada sinar matahari lagi, yang dapat hidup hanya jamur dan bakteri.

HAKIKAT PECINTA ALAM

HAKIKAT PECINTA ALAM



Pecinta Alam adalah orang yang menghargai alam ini dengan cara menjaganya. Pecinta alam bukan sekedar orang yang bisa/mampu mendaki tingginya gunung, menyelami dalamnya lautan, menyusuri panjangnya goa, mengarungi ganasnya jeram, atau kegiatan-kegiatan lain yang menurutku lebih cocok disebut adventure.
Pecinta alam lebih luas dari itu. Tidak harus bisa atau suka dengan kegiatan-kegiatan yang memacu adrenalin untuk menjadi seorang pecinta alam. Tapi, justru hanya dengan tindakan sepele kita bisa jauh mencintai alam. Hanya dengan tindakan sepele seperti membuang sampah pada tempatnya kita jauh lebih mencintai dan menghargai alam.
Membuang sampah pada tempatnya. Tindakan sepele yang justru mungkin sering dilanggar para "pecinta alam" ketika sedang memacu adrenalinnya di gunung, lautan, jeram, goa atau ketika berada di peradaban hiruk pikuk kota. Tindakan sepele yang justru tidak diperhatikan oleh para penjelajah bertopeng pecinta alam. Sungguh ironis. Ketika kita, dengan label seorang pecinta alam, dengan enaknya menikmati indahnya alam ini, tp kita justru melukai alam dengan meninggalkan potongan-potongan sampah yang tidak bisa diurai oleh alam. Sungguh ironis ketika kita lebih bangga saat mampu mencapai puncak suatu gunung ketimbang ketika kita memungut sampah yang kita bawa.
Tanpa bermaksud menggurui, alangkah bijaknya bila kita mulai memperhatikan saudara kita yang selama ini kita lukai. Yaitu alam. Sebelum dia pada akhirnya dia habis kesabaran sehingga marah kepada kita. Mulai dari diri kita. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

ULAR

ULAR

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang ular membuat bayangan umum tentang reptilian ini cenderung negative. Banyak ular mati sia-sia karena dianggap berbahaya. Padahal hnya sekitar 5% dari ±380 jenis ular di Indonesia yang berbisa dan mematikan.
         Ular dapat dijumpai dihalaman rumah, kebun, sawah, lading, hutan, sungai, rawa dan saluran air dikota. Mulai dari pegunungan, dataran rendah, pantai, laut bahkan samudra. Daerah tropis seperti Negara kita umumnya memiliki jumlah dan jenis lebih banyak.


         Pengetahuan tentang ular dan keterampilan penanganan bahaya perlu diberikan untuk mengurangi efek dari bahaya psikis terhadap ular, agar manusia dapat beraktifitas sehari0hari tanpa takut dan tak perlu mengusik ular. Habitat ular perlu dikenali, dimengerti dipahami agar manusia dapat hidup beriringan tanpa saling mengganggu.

KODE ETIK The Leave No Trace Center for Outdoor Ethics


KODE ETIK
The Leave No Trace Center for Outdoor Ethics
Rencanakan dan Persiapkan
-        Pelajari aturan & ketentuan local.
-        Siaga untuk cuaca ekstrem, bahaya dan keadaan darurat.
-        Jadwalkan perjalanan diluar musim padat.
-        Lakukan perjalanan dalam kelompok kecil, atau pecah rombongan besar menjadi regu.
-        Kemas ulang makanan agar tak banyak sampah.
-        Pergunakan peta dan kompas, hindari penandaan dengan cat, bendera, tali plastic.

Berjalan & Camp di Tempat Tak mudah Rusak
-        Permukaan yang tak mudah rusak: lintasan trekking, tempat khusus camping, batuan dan rumput kering.
-        Camping minimal 70 meter dari danau/sungai.
-        Camping site yang baik ditemukan bukan dibuat.
         Di Lokasi Ramai:
                   - Berkegiatan di lintasan trekking dan tempat khusus camping.
                   - Berjalan beriringan di bagian tengah lintasan trekking, agar tak memperlebar jalan.
                   - Api unggun kecil saja.
         Di Lokasi rawan:
                   - Berkegiatan secara tersebar agar tak meninggalkan jejak atau bekas camping.
                   - Hindari lokasi yang baru digunakan orang lain agar tidak memperparah bekas.

Dispose of Waste Properly
-        Jangan mengambil, jangan meninggalkan.
-        Buang hajat minimal 70m dari badan air, camp, jalan setapak dalam lubang sedalam 15-20cm, lalu urug.
-        Mencuci & mandi, bawa air 70m dari badan air, pakai sabun (bukan detergen) sesedikit mngkin.

Tinggalkan Apa yang Kamu Temukan
-        Amati, tapi jangan sentuh peninggalan kuno.
-        Jangan pindahkan batu, tumbuhan dan obyek alami lainnya.
-        Jangan bawa masuk tumbuhanhewan asing.
-        Hindari membangun, membuat perabot atau menggali parit.

Mencegah Dampak Unggun
-        Pakai kompor daan lilin, hindari unggun.
-        Jaga api unggun.
-        Jangan ambil kayu dari pohon.
-        Bakar kayu sampai jadi abu, matikan api benar-benar, tebar abunya.

Hargai Kehidupan Liar
-        Amati satwa dari jauh, jangan dekati atau ikuti.
-        Jangan beri makan satwa liar, simpan makanan dan sampah.
-        Jangan bawa hewan peliharaan.
-        Hindari satwa pada msim kawin, bersarang, membesarkan anak.

Hargai Pengunjung Lain
-        Hargai pengunjung lain
-        Berlaku sopan. Mengalah kepada orang lain di lintasan.
-        Menepi ke sisi bawah lintasan jika berpapasan rombongan lain.
-        Istirahat dan berkemah jauh dari lintasan dan pengunjung lain.
-        Hargai suara alam. Jangan membuat suara keras atau kebisingan.   

KODE ETIK The Leave No Trace Center for Outdoor Ethics


KODE ETIK
The Leave No Trace Center for Outdoor Ethics
Rencanakan dan Persiapkan
-        Pelajari aturan & ketentuan local.
-        Siaga untuk cuaca ekstrem, bahaya dan keadaan darurat.
-        Jadwalkan perjalanan diluar musim padat.
-        Lakukan perjalanan dalam kelompok kecil, atau pecah rombongan besar menjadi regu.
-        Kemas ulang makanan agar tak banyak sampah.
-        Pergunakan peta dan kompas, hindari penandaan dengan cat, bendera, tali plastic.

Berjalan & Camp di Tempat Tak mudah Rusak
-        Permukaan yang tak mudah rusak: lintasan trekking, tempat khusus camping, batuan dan rumput kering.
-        Camping minimal 70 meter dari danau/sungai.
-        Camping site yang baik ditemukan bukan dibuat.
         Di Lokasi Ramai:
                   - Berkegiatan di lintasan trekking dan tempat khusus camping.
                   - Berjalan beriringan di bagian tengah lintasan trekking, agar tak memperlebar jalan.
                   - Api unggun kecil saja.
         Di Lokasi Perawan:
                   - Berkegiatan secara tersebar agar tak meninggalkan jejak atau bekas camping.
                   - Hindari lokasi yang baru digunakan orang lain agar tidak memperparah bekas.

Dispose of Waste Properly
-        Jangan mengambil, jangan meninggalkan.
-        Buang hajat minimal 70m dari badan air, camp, jalan setapak dalam lubang sedalam 15-20cm, lalu urug.
-        Mencuci & mandi, bawa air 70m dari badan air, pakai sabun (bukan detergen) sesedikit mngkin.

Tinggalkan Apa yang Kamu Temukan
-        Amati, tapi jangan sentuh peninggalan kuno.
-        Jangan pindahkan batu, tumbuhan dan obyek alami lainnya.
-        Jangan bawa masuk tumbuhanhewan asing.
-        Hindari membangun, membuat perabot atau menggali parit.

Mencegah Dampak Unggun
-        Pakai kompor daan lilin, hindari unggun.
-        Jaga api unggun.
-        Jangan ambil kayu dari pohon.
-        Bakar kayu sampai jadi abu, matikan api benar-benar, tebar abunya.

Hargai Kehidupan Liar
-        Amati satwa dari jauh, jangan dekati atau ikuti.
-        Jangan beri makan satwa liar, simpan makanan dan sampah.
-        Jangan bawa hewan peliharaan.
-        Hindari satwa pada msim kawin, bersarang, membesarkan anak.

Hargai Pengunjung Lain
-        Hargai pengunjung lain
-        Berlaku sopan. Mengalah kepada orang lain di lintasan.
-        Menepi ke sisi bawah lintasan jika berpapasan rombongan lain.
-        Istirahat dan berkemah jauh dari lintasan dan pengunjung lain.
-        Hargai suara alam. Jangan membuat suara keras atau kebisingan.   

KELEMAHAN GPS

KELEMAHAN GPS

         Benarkah GPS tak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi kompas biasa? Bukankah alat canggih yang mahal itu berbasis tekhnologi satelit?
         Inilah cara penentuan koordinat dimuka bumi dengan prinsip trianggulasi biasa, tapi memanfaatkan satelit untuk menentukan koordinat. Dalam trianggulasi 2 dimensi, jika 2 titik yang diketahui koordinatnya kita ‘tembak’ untuk mencari sudut kompasnya, maka akan diketahui koordinat tmpat kita berada, yaitu perpotongan perpanjangan kedua sudut. Dalam GPS, yang dibidik ada jauh di atas sana, jadi medan trianggulasi kita menjadi 3 dimensi. Maka diperlukan titik ketiga. Pesawat penerima GPS harus dapat menerima sinyal dari minimal 3 satelit. Disinilah kesulitan umum pengguna GPS dilapangan: tidak memperoleh sinyal.
Seluruhnya ada 24 satelit (milik Amerika Serikat) di orbit bumi yang memancarkan sinyal GPS. Tapi ada yang sedang berada disisi lain dari bumi. Sebagian lagi terlalu dekat ke horizon sehingga tak tertangkap sinyal. Tinggal beberapa yang ada diseputaran kepala kita. Disaming itu ada beberapa hambatan yang bias menghiangkan sinyal. Antara lain awan tebal, pepohian yang kelewat rapat, dinding lembah yang terlalu curam dan tinggi (termasuk gedung-gedung pencakar langit). Jenis-jenis GPS yang dicoba sama sekali tidak berguna dalam kasus-kasus tersebut. Diperkirakan Garmin 76CSX yang menggunakan teknologi SiRF masih mampu menangkap sinyal dlam kondisi serupa.

MENGATASI CUACA DINGIN DI HUTAN

MENGATASI CUACA DINGIN DI HUTAN

Suhu dingin di ketinggian gunung berbeda dengan kondisi dingin di bawah, apalagi jika malam hari menjelang. Untuk beberapa gunung, suhu di atas gunung bisa mencapai 0 derajat celcius, dan suhu ekstrem di gunung sangat berbahaya bagi kita, jika kita tak pandai mengantisipasinya dengan baik. Dan biasanya jika kita dalam pendakian gunung, untuk sedikit meredakan rasa dingin, kita akan memakai jaket yang tebal dan membuat api unggun, tetapi apakah cara itu berkhasiat manjur?
mengatasi dingin di gunung 225x300 Mengatasi Cuaca Dingin Di Gunung


 Banyak dari para pendaki yang mempunyai penyakit alergi terhadap dingin, bila terkena hawa atau suhu yang dingin tubuh mereka langsung timbul bintik – bintik merah di sekujur tubuhnya. Penyakit ini sering sekali terjadi bila berada di tempat yang dingin, untuk menghilangkannya cukup oleskan minyak kayu putih atau sejenisnya yang bisa membuat hangat, dan sebaiknya tidak di oleskan balsam karena justru akan menambah rasa dingin tersebut, kebanyakan balsam mengandung zat menthol yang mempunyai efek dingin.
Tips – tips untuk menghadapi dan menghilangkan rasa dingin di atas gunung:
1. Sebaiknya melakukan aklimatisasi ( penyesuaian tubuh terhadap suhu dan kondisi alam sekitar sebelum melakukan pendakian ) terlebih dahulu.
2. Buatlah api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
3. Meminum – minuman hangat seperti wedang jahe, teh, dan lain – lain untuk menghangatkan tubuh, tetapi jangan sekali – kali meminum – minuman keras di atas gunung karena akan berakibat fatal. Alkohol memang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah dapat menjadi lebih lancar, sehingga akan menimbulkan efek hangat, namun jangan lupa alkohol juga dapat membuat kita kehilangan kesadaran, dan hal ini sangat jauh lebih berbahaya daripada rasa dingin itu sendiri!!. sudah terlalu banyak pendaki yang mati sia – sia karena kebodohan ini.
4. Memakan-makanan hangat dengan perhitungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi, supaya badan tetap merasa hangat dan kondisi badan tetap terjaga.
5. Pakailah pakaian yang tebal seperti jaket, sweater, dan lain – lain, karena akan terasa hangat di suhu yang dingin.
6. Jangan sekali – sekali memakai pakaian berbahan dasar jeans, selain memberatkan, menyita kalori terlalu banyak akibat tidak leluasa bergerak, menyulitkan saat basah, jeans juga tidak dapat menahan dingin dengan sempurna.
7. Istirahat yang cukup dan tidak memforsir diri di luar jangkauan daya tahan tubuh, istirahat yang kurang dapat membuat kesadaran kita semakin berkurang, hal ini juga dapat berefek pada rasa dingin yang semakin menyerang.
Trik – trik tidur di suhu yang dingin.
Banyak dari para pendaki yang bagaimana cara menghilangkan dingin sewaktu tidur dalam pendakian gunung. Perhatikan baik – baik bahwa dingin lebih menyerang ke titik – titik berikut ini: telinga, telapak tangan dan jari, kemudian pergelangan kaki sampai ke jari, pastikan bagian – bagian ini tertutup rapat. Pakailah kaus kaki tebal saat tidur atau istirahat, sarung tangan, kupluk, jaket dan masih banyak lagi, yang bisa membuat hangat pada waktu tidur.
Bisa juga dengan cara berhimpit – himpitan pada saat tidur, cara ini juga ampuh digunakan untuk menghilangkan rasa dingin waktu tidur. Dengan cara berhimpit – himpitan atau merapatkan tubuh sesama teman, kita bisa merasakan hangat yang keluar dari dalam tubuh kita. Cara itu yang biasa dipakai oleh para pendaki untuk menghilangkan rasa dingin pada saat kita tidur. Berhimpitan tentu dengan tetap memakai jaket tebal, jika tidak, atau justru malah telanjang, bisa jadi bencana kedua!
Pastikan untuk tidak lupa memperhatikan sistem udara dan membuat saluran air di sekitar tenda sebelum kita tidur, tak peduli apakah kita memakai jaket super tebal atau kaus kaki dobel, itu tak akan berpengaruh kalau tenda kita tergenang air hujan. Menaruh daun – daun kering yang banyak dibawah tenda juga lumayan membantu, selain menambah empuk dasar tenda, juga membuat tenda tidak bersentuhan langsung dengan tanah yang dingin dan lembab. Bila hendak menyalakan Api Unggun sebaiknya perhatikan benar unsur kayu dan arah apinya, biji pinus yang terbakar kadang dapat meledak dan terlontar ke tenda, sehingga berpotensi kebakaran.
Membawa termos kecil juga dapat membantu menjaga air tetap hangat lebih lama, sehingga tidak bolak – balik memasak air, yang malah membuat kita semakin kedinginan. Bila tak merasa repot, bisa membawa termos yang agak besar, hingga lebih banyak muatan air panasnya, atau ada yang ingin membawa panci? Silahkan.
Semoga tips dan cara mengatasi dingin di gunung bisa membantu dan menambah pengetahuan tentang tehnik survival yang terkadang kita abaikan dan menganggap ringan.

JENDELA CUACA

JENDELA CUACA

             Awan mengurung, angin berhembus seakan badai akan mengamuk. Tiba-tiba awan menyibak, matahari menembus. Tak lama, tapi sering cukup untuk menyelesaikan pendakian ke puncak. Itulah ‘jendela cuaca’. Contoh lain : ‘Indian Summer”, masa bebehari diakhir musim gugur, ketika cuaca berubah menjadi panas, sebelum kemudian kembali dan memasuki usim salju.

             Jendela cuaca dialami Tim Everest Indonesia 1997. Smujiono dan Misirin mencapai puncak, 26 April, ketika ada jendela cuaca selama dua hari. Setelah tim Iindonesia, baru sebulan kemudian ada tim lain berhasil.

             Jendela cuaca dapat diperkirakan. Pendaki terkemuka Inggris decade 80an, Chris Bonington, sering memutuskan menanti terbukanya jendela cuaca. Saat pertama menjajal Alpen Eropa bersama Hamish Mc Innes, Bonington menanti tiga hari diLeschaux Hut untuk mendaki Walker Spur, salah satu tiga dindng besar diAlpen selain Matterhorn dan Eiger. Hujan salju membuat dinding itu tak mungkin dipanjat. Ketika jendela membuka, Bonington memilih Aiquille du Tacul yang ketika itu belum dipanjat siapapun. Namun upaya mereka berakhir ketika jendela menutup. Mereka kembali ke lembah. Tidak surut mereka mencoba tebing tegak Pilar Bonati.  Saat Bonington sudah berada di tebing, cuaca memburuk. Awan berkumpul, suhu memanas. Artinya tekanan udara berubah dan bisa membawa angin, awan dan hujan. Kali ini diputuskan menunggu. Paginya, awan sudah buyar menjauh. Hari itu Bonington berhasil mencapai teras luas. Timnya bias istirahat dengan baik. Selama tiga hari mereka menikmati cuaca baik hingga berhasil sampai puncak Auquille du Dru.

             Jendela cuaca di pegunungan terjadi karena pemanasan dan pendinginan adiabatik. Udara yang di paksa mendaki lereng akan mendingin karena tekanannya berkurang. Ketika menuruni lereng seberangnya, tekanan kembali naik, dan udara kembali memanas. Jadi bias saja kumpulan awan menyembur badai, tapi di sisi lain udara cukup nyaman untuk pendakian. Perangkat paling akurat untuk memprediksi badai adalah barometer. Tekanan menurun, kemungkinan akan badai. Tapi kapan badai itu akan dating? Di situlah keputusan pendaki.